Secara
pribadi sangat percaya dengan keajaiban sedekah. Sedekah itu ajaib. Janji Allah
dalam Q.S. Al Baqarah ayat 245 dan 261 itu benar, benar sebenar-benarnya. Dan saya ingin berbagi cerita tentang
pengalaman seorang sahabat yang saya kenal dengan baik.
Barang siapa meminjami* Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan memperlipat
gandakan ganti kepadanya dengan banyak. Dan Allah menahan dan melapangkan
(rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan ( Q.S. Al Baqarah: 245)
“Perumpamaan orang yang menginfakkan
hartanya dijalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai,
pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah akan melipatgandakan bagi siapa
yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.” (Q. S. Al Baqarah: 261)
Tahun lalu, teman saya, seorang mahasiswa S2 yang
menimbah ilmu di negeri Paman Sam, tengah galau memikirkan rencana tahun ke dua
kuliahnya. Seperti teman-temannya yang lain, di penghujung tahun pertama
kuliahnya, mahasiswa tersebut juga
“bangkrut.” Wajar saja, biaya kuliahnya selama satu tahun itu hampir bernilai 400
juta. Akan tetapi di tahun ke dua, mahasiswa tersebut harus melakukan field work (baca: magang) selama 2
semester dan riset thesis.
Sebagai
catatan, mahasiswa tersebut adalah penerima beasiswa dari Allah SWT yang
disalurkan melalui kampusnya dan keluarganya. Terus kenapa galau? Ada banyak sekali faktor
penyebab kegalauannya. Satu, dia ingin magang di NGO top yang bisa memungkinkan
dia mencapai professional goals-nya
dan mulai sesegera mungkin di Musim Panas. Tapi dia belum menemukan tempat
magang. Dua, biaya hidup mahal sekali di AS dan magang di sana rata-rata volunteering (baca: tidak digaji). Biaya
apartemen berkisar empat hingga lima juta
per bulan, di tambah lagi biaya konsumsi yang mungkin sekitar satu atau
dua juta sebulan (versi diet..hehehe). Ketiga, adiknya akan menikah di akhir
tahun dan dia benar-benar berharap bisa menghadiri acara pernikahan tersebut.
Tapi tiket PP Amerika – Indonesia bisa mencapai 40 juta. Ke empat, jika pun
ingin magang di Indonesia, hanya bisa satu semester. Ketentuan visa tidak memungkinkan
dia berada di luar AS lebih dari lima bulan. Lima, dia tidak tahu apakah akan
mendapatkan beasiswa atau tidak di tahun ke dua. Dengan saldo rekeningnya yang
cuma sisa kurang dari 10 juta, mahasiswa tersebut pusing tujuh keliling.
Karena dia hanya manusia, dia tidak bisa menemukan
solusinya. Mau bilang sama ayahnya, tapi
dia malu-malu kucing. Si ayah sudah membantu semua biaya di tahun pertama.
Jadilah ia ingin mengusahakannya sendiri terlebih dahulu. Tapi dipikir
berulang-ulang pun dia tidak tahu dari mana harus mendapatkan semua uang untuk
mencukupi semua keperluannya itu. Pekerjaan part-time-nya
yang memungkinkan dia mendapat 100 ribu per jam pun sudah selesai.
Semakin dipikir, semakin ruwet sekali tampaknya. Waktunya
pun sudah semakin mepet. Tapi dia yakin pertolongan Allah itu dekat. Dia percaya
bahwa tugasnya hanyalah menjalankan perintah-Nya, bukan memikirkan bagaimana
Allah menolong dia, seperti kata Ustadz Yusuf Mansur. Dia terus istiqomah dengan dhuhanya. Dan ia
donasikan uang yang jumlahnya tidak seberapa ke sebuah yayasan pemberdayaan
anak yatim dan satu yayasan lainnya (maaf ..saya tidak ingat pasti nama yayasan
itu..). Teman tersebut juga selalu mengingat pesan almarhumah ibunya. “Jika
kamu memudahkan urusan orang lain, insyaAllah Allah juga memudahkan urusanmu,
Nak,” begitu pesan beliau.
Subhanallah. Setelah lamarannya untuk bekerja sebagai LO sebuah program training di kampus ditolak, dia malah ditawari untuk ikut sebagai peserta
program itu dengan beasiswa penuh. Padahal teman saya itu tidak ada niat sama
sekali untuk ikut program tersebut karena biayanya sangat mahal, sekitar 25
juta, untuk durasinya yang hanya tiga minggu. Dia sempat sedih ketika
lamarannya ditolak. Tapi yah begitulah.. Jika Allah tidak memberikan sesuatu,
Ia pasti memiliki sesuatu yang lebih baik lagi untuk kita. Benar sekali, gaji
sebagai LO itu tidak seberapa dibandingkan biaya training tersebut.
Allahu akbar! Beberapa hari kemudian dia diterima
bekerja sebagai koordinator asrama kampus selama Musim Panas. Selain uang cash,
fasilitas yang diberikan adalah apartemen dan catering. Totalnya semua itu
hampir senilai 50 juta.
Itu sudah semuanya? Belum! Allah masih punya kejutan
lainnya untuk teman saya itu. Beberapa hari kemudian dia menerima informasi
bahwa dia memdapat beasiswa sekitar 40 juta untuk meng-cover sebagian biaya kuliahnya di tahun ke dua.
Alhamdulillah..setidaknya dia tidak harus membayar semua SPP secara full.
Subhanallah.. Alhamdulillah.. Allahu akbar! Jika
dihitung-hitung Allah membayar kembali sedekah teman saya itu dengan balasan
yang hampir seratus kali lipat dalam waktu kurang dari sebulan. Sedekah yang
kurang dari 1 juta itu dibalas Allah dengan lebih dari 100 juta. Matematikanya
Allah memang tidak bisa dipahami. Sayangnya, kebanyakan dari kita menganggap
sedekah itu sebagai pengeluaran, bukan investasi.
Matematika dasar manusia:
< 10 - < 1 = < 10 *ini nih yang buat kita ragu-ragu untuk sedekah
< 10 - < 1 = < 10 *ini nih yang buat kita ragu-ragu untuk sedekah
Padahal, matematika dasar sedekah itu luar biasa. Untuk kasus di atas, persamaannya jadi begini:
< 10 - < 1 = > 100
Namun, banyak juga balasan Allah yang tidak bisa
dinominalkan seperti nikmat sehat, iman, Islam, keamanan dan segala kemudahan
lainnya. Teman tersebut kemudian mendapatkan kesempatan magang disebuah NGO
lokal yang memungkinkan dia belajar tentang management
volunteer, hal yang cukup baru baginya. Jadilah ia bisa menjalani tahun ke
duanya sesuai dengan yang ia rencanakan. Dia juga mendapatkan banyak kemudahan
dalam menjalankan ibadah puasa meski sering sekali kesahuran. Puasa 18 jam
tanpa sahur itu pasti susah sekali tanpa segala pertolongan Allah, ditambah
lagi dengan dua pekerjaan yang harus dijalaninya. Dia juga kemudian diterima
magang di sebuah NGO internasional di Indonesia. Selain itu, proposal riset
thesisnya diterima dan dia juga memenangkan sebuah kompetisi atas dana hibah
yang memungkinkan dia menjalankan program yang selalu dia impikan. Di awal
Musim Gugur, ia mudik ke Indonesia untuk magang, riset , melaksanakan
programnya dan menghadiri pernikahan adiknya. Segala sesuatu yang tadi awalnya
pelik sekali menjadi mudah saja dengan segala kemudahan dari Allah. Allah
memang sebaik-baik penolong.
Subhanallah.. Allah Maha Kaya, Maha Pemurah, Maha
Pengasih, Maha Perkasa.. segala maha deh.. Saya termehek-mehek mendengar cerita teman tersebut. Oleh karena itu,
saya ingin terus mengingat kisah ini agar dapat memotivasi saya juga untuk
istiqomah mengamalkan ilmu sedekah ini. Melalui
tulisan ini saya juga berharap bisa turut berkontribusi dalam upaya pengingkatan
awareness tentang keutamaan sedekah
seperti yang dilakukan oleh Ustadz Yusuf Mansur atau Bang Ipho Right. Dan memang
banyak yang saya dan teman saya itu kutip dari tweet atau ceramah beliau
tersebut.
8 comments:
Subhanallah.. Maha Suci Allah yang memudahkan segala urusan kita. Amiin.
Salam untuk sang teman. Semoga Allah selalu memudahkan kita, aamiin ^^
@ Sayangku: Subhanallah.. Tidak ada yang mudah jika Allah tidak memudahkannya. Aamin.. Semoga Allah selalu memudahkan segala urusan kita :)
@Ayu cantik: Sipp.. InsyaAllah disampein salamnya, Yu :D Aamin.. Allah selalu memudahkan kita semua dengan segala urusan kita. (^_^)
keren bingitt...suka baca tulisan2nya,truslah b'bagi dan menginspirasi ya dek!
mbak tulisan ini saya kumpulkan dalam sedekah lewat cerita untuk jadi buku boleh ga??
@yuk Rasmi: Maacih sudah mampir ke blog Dian, ayuk cantik :*
@ Mas Andre Isyah: Silakan, Mas. Tolong disebutkan sumber tulisannya yah :)
Post a Comment