Siapa
bilang liburan itu hanya harus di New York, Los Angeles atau Washington DC?
Kota kecil tempat saya menimba ilmu Brattleboro, Vermont, juga menawarkan banyak hal menarik. Salah
satunya adalah Gallery Walk (GW) yang
diselenggarakan pada Jum’at pertama setiap bulan, dengan durasi tiga jam dari
pukul 17: 30 hingga 20:30 EST. Pertama kali diselenggarakan pada tahun 1995, GW
ini merupakan program Dewan Kesenian Windham County. Dalam event ini semua restauran,
kafe, galeri dan museum dengan menggelar karya-karya seni terbaik yang
dihasilkan oleh para seniman Vermont yang bisa dilihat oleh para pengunjung
tanpa dikenakan biaya apapun. Event
ini tak hanya digandrungi oleh warga lokal Brattleboro, tapi juga warga kota
lainnya. Tak heran selama GW ini ruas jalan di pusat Kota Brattleboro dipadati
oleh banyak orang yang lalu lalang berpindah dari satu galeri ke galeri
lainnya. Langit mendung dan suhu 16 celcius tak menjadi halangan sama sekali. Jika
Anda ingin menemui siapapun tanpa terlebih dahulu membuat janji, cobalah datang
ke event ini. Anda pasti secara tak sengaja berpapasan dengan mereka di salah
satu galeri yang Anda kunjungi.
Semalam
saya pun berkesempatan mengunjungi beberapa galeri dan museum. Galeri pertama
yang saya kunjungi adalah Vermont Artisan
Designs (VTD) yang memamerkan lukisan bertema landscape kota, hewan dan
pemandangan karya Paul Madalinski, Gay Freeborn dan Deborah Lazar, serta
patung-patung karya Susan Cronin dan David Wade. VTD ini terkenal sebagai galeri
terbaik di Brattleboro yang tak hanya dikunjungi warga lokal, tetapi juga para
wisatawan dari provinsi lainnya yang ingin berburu lukisan kelas satu. Harga
lukisan-kulisan tersebut berkisar dari lima hingga puluhan juta rupiah. Sebagian
penjualan karya-karya seni ini akan didonasikan ke sebuah shelter untuk para
tunawisma, Brattleboro Area Drop-in Center.
Tempat
kedua yang saya kunjungi adalah Brattleboro
Museum and Art Center (BMAC). Koleksi yang dipamerkan semalam bertema “A Celebration of Flowers in Contemporary Art”
yang merupakan karya para seniman lokal. Uniknya, BMAC ini menyedikan ruangan
khusus di mana pengunjung bisa mengambar dengan perlatan dan objek yang mereka
siapkan. Gambar yang dibuat pun di pajang di ruangan tersebut. Saya mencobanya
dan ternyata sangat menyenangkan, meski gambar yang saya buat tidak begitu
bagus.
Saya
juga menyempatkan ke Amy's Bakery Arts
Café, Vermont Center for Photography,
dan In-Sight Photography Project yang menampilkan lukisan dan foto-foto yang
tak kalah menariknya. Ada pula Diversity Day Celebration yang menggelar
drama yang diperankan oleh para penyandang tuna grahita. Saya tersentuh dengan usaha mereka untuk menghibur para
penoton. Usaha pemberdayaan para
penyandang cacat di sini saya pikir memang jauh lebih baik dari pada di
Indonesia. Sebelum akhirnya pulang ke apartement, saya juga menikmati beberapa
lagu dari live performance sebuah
band lokal.
Ada
beberapa pelajaran menarik saya dipetik tentang event GW ini. Salah satunya
adalah tentunya mengenai pengelolaan potensi kepariwisataan. Dari begitu banyak strategi, upaya untuk
menarik wisatawan adalah sebaiknya dengan menggalih dan menonjolkan keunikan khas
daerah kita. Brattleboro yang terkenal sebagai kota seni ini benar-benar melestarikan
dan mengekspos keunikannya dengan berbagai cara, salah satunya dengan event GW tersebut. Event yang diselenggarakan secara rutin sebulan sekali sepanjang
tahun ini menjadi salah satu alasan tetap bertahannya seniman lokal,
galeri-galeri seni dan toko-toko barang antik di sini. Kota ini memang tidak punya pantai secantik
Pantai Marina di Los Angeles, tapi, sesuai dengan landscape-nya yang berbukit dan memiliki banyak sungai, mereka
menawarkan banyak resort sky, waterskiing, coneing dan kayaking yang
menarik wisatawan dari berbagai provinsi untuk datang ketika Musim Panas dan
Musim Dingin. Para wisatawan yang datang untuk berlibur itu jarang melewatkan
kesempatan berburu karya seni di galeri lokal. Pengolahan potensi wisata yang
baik tentunya juga akan berdampak baik bagi ekonomi lokal sebuah daerah.
*Artikel ini dimuat di Sriwijaya Post kemarin (11/05)
** Khusus saya tulis sebagai kado untuk mama tercinta yang dulu selalu suka membuat kliping puisi-puisi saya yang dimuat di koran lokal, ketika saya SMA. Happy 62nd birthday, mom! I love you! You're the inspiration in my life.
0 comments:
Post a Comment