CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Monday, May 12, 2014

Brattleboro: Kota Seni yang Unik



Siapa bilang liburan itu hanya harus di New York, Los Angeles atau Washington DC? Kota kecil tempat saya menimba ilmu Brattleboro, Vermont,  juga menawarkan banyak hal menarik. Salah satunya adalah Gallery Walk (GW) yang diselenggarakan pada Jum’at pertama setiap bulan, dengan durasi tiga jam dari pukul 17: 30 hingga 20:30 EST. Pertama kali diselenggarakan pada tahun 1995, GW ini merupakan program Dewan Kesenian Windham County. Dalam event  ini semua restauran, kafe, galeri dan museum dengan menggelar karya-karya seni terbaik yang dihasilkan oleh para seniman Vermont yang bisa dilihat oleh para pengunjung tanpa dikenakan biaya apapun. Event ini tak hanya digandrungi oleh warga lokal Brattleboro, tapi juga warga kota lainnya. Tak heran selama GW ini ruas jalan di pusat Kota Brattleboro dipadati oleh banyak orang yang lalu lalang berpindah dari satu galeri ke galeri lainnya. Langit mendung dan suhu 16 celcius tak menjadi halangan sama sekali. Jika Anda ingin menemui siapapun tanpa terlebih dahulu membuat janji, cobalah datang ke event ini. Anda pasti secara tak sengaja berpapasan dengan mereka di salah satu galeri yang Anda kunjungi.

Semalam saya pun berkesempatan mengunjungi beberapa galeri dan museum. Galeri pertama yang saya kunjungi adalah Vermont Artisan Designs (VTD) yang memamerkan lukisan bertema landscape kota, hewan dan pemandangan karya Paul Madalinski, Gay Freeborn dan Deborah Lazar, serta patung-patung karya Susan Cronin dan David Wade. VTD ini terkenal sebagai galeri terbaik di Brattleboro yang tak hanya dikunjungi warga lokal, tetapi juga para wisatawan dari provinsi lainnya yang ingin berburu lukisan kelas satu. Harga lukisan-kulisan tersebut berkisar dari lima hingga puluhan juta rupiah. Sebagian penjualan karya-karya seni ini akan didonasikan ke sebuah shelter untuk para tunawisma, Brattleboro Area Drop-in Center.

Tempat kedua yang saya kunjungi adalah Brattleboro Museum and Art Center (BMAC). Koleksi yang dipamerkan semalam bertema “A Celebration of Flowers in Contemporary Art” yang merupakan karya para seniman lokal. Uniknya, BMAC ini menyedikan ruangan khusus di mana pengunjung bisa mengambar dengan perlatan dan objek yang mereka siapkan. Gambar yang dibuat pun di pajang di ruangan tersebut. Saya mencobanya dan ternyata sangat menyenangkan, meski gambar yang saya buat tidak begitu bagus. 


Saya juga menyempatkan ke Amy's Bakery Arts Café, Vermont Center for Photography, dan  In-Sight Photography Project  yang menampilkan lukisan dan foto-foto yang tak kalah menariknya.  Ada pula Diversity Day Celebration yang menggelar drama yang diperankan oleh para penyandang tuna grahita. Saya tersentuh dengan usaha mereka untuk menghibur para penoton.  Usaha pemberdayaan para penyandang cacat di sini saya pikir memang jauh lebih baik dari pada di Indonesia. Sebelum akhirnya pulang ke apartement, saya juga menikmati beberapa lagu dari live performance sebuah band lokal. 

Ada beberapa pelajaran menarik saya dipetik tentang event  GW ini. Salah satunya adalah tentunya mengenai pengelolaan potensi kepariwisataan.  Dari begitu banyak strategi, upaya untuk menarik wisatawan adalah sebaiknya dengan menggalih dan menonjolkan keunikan khas daerah kita. Brattleboro yang terkenal sebagai kota seni ini benar-benar melestarikan dan mengekspos keunikannya dengan berbagai cara, salah satunya dengan event GW tersebut. Event yang diselenggarakan secara rutin sebulan sekali sepanjang tahun ini menjadi salah satu alasan tetap bertahannya seniman lokal, galeri-galeri seni dan toko-toko barang antik di sini.  Kota ini memang tidak punya pantai secantik Pantai Marina di Los Angeles, tapi, sesuai dengan landscape-nya yang berbukit dan memiliki banyak sungai, mereka menawarkan banyak resort sky, waterskiing, coneing dan kayaking yang menarik wisatawan dari berbagai provinsi untuk datang ketika Musim Panas dan Musim Dingin. Para wisatawan yang datang untuk berlibur itu jarang melewatkan kesempatan berburu karya seni di galeri lokal. Pengolahan potensi wisata yang baik tentunya juga akan berdampak baik bagi ekonomi lokal sebuah daerah.








*Artikel ini dimuat di Sriwijaya Post kemarin (11/05)
** Khusus saya tulis sebagai kado untuk mama tercinta yang dulu selalu suka membuat kliping puisi-puisi saya yang dimuat di koran lokal, ketika saya SMA. Happy 62nd birthday, mom! I love you! You're the inspiration in my life.


0 comments:

Post a Comment