CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Sunday, May 11, 2014

Indahnya Berbagi



 
Secara pribadi sangat percaya dengan keajaiban sedekah. Sedekah itu ajaib. Janji Allah dalam Q.S. Al Baqarah ayat 245 dan 261 itu benar, benar sebenar-benarnya. Dan saya ingin berbagi cerita tentang pengalaman seorang sahabat yang saya kenal dengan baik.
Barang siapa meminjami* Allah dengan  pinjaman yang baik, maka Allah akan memperlipat gandakan ganti kepadanya dengan banyak. Dan Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan ( Q.S. Al Baqarah: 245)
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya dijalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah akan melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”  (Q. S. Al Baqarah: 261)
Tahun lalu, teman saya, seorang mahasiswa S2 yang menimbah ilmu di negeri Paman Sam, tengah galau memikirkan rencana tahun ke dua kuliahnya. Seperti teman-temannya yang lain, di penghujung tahun pertama kuliahnya, mahasiswa tersebut  juga “bangkrut.” Wajar saja, biaya kuliahnya selama satu tahun itu hampir bernilai 400 juta. Akan tetapi di tahun ke dua, mahasiswa tersebut harus melakukan field work (baca: magang) selama 2 semester dan riset thesis.
 Sebagai catatan, mahasiswa tersebut adalah penerima beasiswa dari Allah SWT yang disalurkan melalui kampusnya dan keluarganya. Terus kenapa galau? Ada banyak sekali faktor penyebab kegalauannya. Satu, dia ingin magang di NGO top yang bisa memungkinkan dia mencapai professional goals-nya dan mulai sesegera mungkin di Musim Panas. Tapi dia belum menemukan tempat magang. Dua, biaya hidup mahal sekali di AS dan magang di sana rata-rata volunteering (baca: tidak digaji). Biaya apartemen berkisar empat hingga lima juta  per bulan, di tambah lagi biaya konsumsi yang mungkin sekitar satu atau dua juta sebulan (versi diet..hehehe). Ketiga, adiknya akan menikah di akhir tahun dan dia benar-benar berharap bisa menghadiri acara pernikahan tersebut. Tapi tiket PP Amerika – Indonesia bisa mencapai 40 juta. Ke empat, jika pun ingin magang di Indonesia, hanya bisa satu semester. Ketentuan visa tidak memungkinkan dia berada di luar AS lebih dari lima bulan. Lima, dia tidak tahu apakah akan mendapatkan beasiswa atau tidak di tahun ke dua. Dengan saldo rekeningnya yang cuma sisa kurang dari 10 juta, mahasiswa tersebut pusing tujuh keliling.
Karena dia hanya manusia, dia tidak bisa menemukan solusinya.  Mau bilang sama ayahnya, tapi dia malu-malu kucing. Si ayah sudah membantu semua biaya di tahun pertama. Jadilah ia ingin mengusahakannya sendiri terlebih dahulu. Tapi dipikir berulang-ulang pun dia tidak tahu dari mana harus mendapatkan semua uang untuk mencukupi semua keperluannya itu. Pekerjaan part-time-nya yang memungkinkan dia mendapat 100 ribu per jam pun sudah selesai.
Semakin dipikir, semakin ruwet sekali tampaknya. Waktunya pun sudah semakin mepet. Tapi dia yakin pertolongan Allah itu dekat. Dia percaya bahwa tugasnya hanyalah menjalankan perintah-Nya, bukan memikirkan bagaimana Allah menolong dia, seperti kata Ustadz Yusuf Mansur.  Dia terus istiqomah dengan dhuhanya. Dan ia donasikan uang yang jumlahnya tidak seberapa ke sebuah yayasan pemberdayaan anak yatim dan satu yayasan lainnya (maaf ..saya tidak ingat pasti nama yayasan itu..).  Teman tersebut juga  selalu mengingat pesan almarhumah ibunya. “Jika kamu memudahkan urusan orang lain, insyaAllah Allah juga memudahkan urusanmu, Nak,” begitu pesan beliau.
Subhanallah. Setelah lamarannya untuk bekerja sebagai LO sebuah program training di kampus ditolak, dia  malah ditawari untuk ikut sebagai peserta program itu dengan beasiswa penuh. Padahal teman saya itu tidak ada niat sama sekali untuk ikut program tersebut karena biayanya sangat mahal, sekitar 25 juta, untuk durasinya yang hanya tiga minggu. Dia sempat sedih ketika lamarannya ditolak. Tapi yah begitulah.. Jika Allah tidak memberikan sesuatu, Ia pasti memiliki sesuatu yang lebih baik lagi untuk kita. Benar sekali, gaji sebagai LO itu tidak seberapa dibandingkan biaya training tersebut.
Allahu akbar! Beberapa hari kemudian dia diterima bekerja sebagai koordinator asrama kampus selama Musim Panas. Selain uang cash, fasilitas yang diberikan adalah apartemen dan catering. Totalnya semua itu hampir senilai 50 juta.
Itu sudah semuanya? Belum! Allah masih punya kejutan lainnya untuk teman saya itu. Beberapa hari kemudian dia menerima informasi bahwa dia memdapat beasiswa sekitar 40 juta untuk meng-cover sebagian biaya kuliahnya di tahun ke dua. Alhamdulillah..setidaknya dia tidak harus membayar semua SPP secara full.
Subhanallah.. Alhamdulillah.. Allahu akbar! Jika dihitung-hitung Allah membayar kembali sedekah teman saya itu dengan balasan yang hampir seratus kali lipat dalam waktu kurang dari sebulan. Sedekah yang kurang dari 1 juta itu dibalas Allah dengan lebih dari 100 juta. Matematikanya Allah memang tidak bisa dipahami.  Sayangnya, kebanyakan dari kita menganggap sedekah itu sebagai pengeluaran, bukan investasi.
Matematika dasar manusia:
< 10 - < 1 = < 10    *ini nih yang buat kita ragu-ragu untuk sedekah


Padahal, matematika dasar sedekah itu luar biasa. Untuk kasus di atas, persamaannya jadi begini:
< 10 - < 1 =  > 100

Namun, banyak juga balasan Allah yang tidak bisa dinominalkan seperti nikmat sehat, iman, Islam, keamanan dan segala kemudahan lainnya. Teman tersebut kemudian mendapatkan kesempatan magang disebuah NGO lokal yang memungkinkan dia belajar tentang management volunteer, hal yang cukup baru baginya. Jadilah ia bisa menjalani tahun ke duanya sesuai dengan yang ia rencanakan. Dia juga mendapatkan banyak kemudahan dalam menjalankan ibadah puasa meski sering sekali kesahuran. Puasa 18 jam tanpa sahur itu pasti susah sekali tanpa segala pertolongan Allah, ditambah lagi dengan dua pekerjaan yang harus dijalaninya. Dia juga kemudian diterima magang di sebuah NGO internasional di Indonesia. Selain itu, proposal riset thesisnya diterima dan dia juga memenangkan sebuah kompetisi atas dana hibah yang memungkinkan dia menjalankan program yang selalu dia impikan. Di awal Musim Gugur, ia mudik ke Indonesia untuk magang, riset , melaksanakan programnya dan menghadiri pernikahan adiknya. Segala sesuatu yang tadi awalnya pelik sekali menjadi mudah saja dengan segala kemudahan dari Allah. Allah memang sebaik-baik penolong.
Subhanallah.. Allah Maha Kaya, Maha Pemurah, Maha Pengasih, Maha Perkasa.. segala maha deh.. Saya termehek-mehek mendengar cerita teman tersebut. Oleh karena itu, saya ingin terus mengingat kisah ini agar dapat memotivasi saya juga untuk istiqomah mengamalkan ilmu sedekah ini.  Melalui tulisan ini saya juga berharap bisa turut berkontribusi dalam upaya pengingkatan awareness tentang keutamaan sedekah seperti yang dilakukan oleh Ustadz Yusuf Mansur atau Bang Ipho Right. Dan memang banyak yang saya dan teman saya itu kutip dari tweet atau ceramah beliau tersebut. 
 




8 comments:

Anonymous said...

Subhanallah.. Maha Suci Allah yang memudahkan segala urusan kita. Amiin.

Unknown said...

Salam untuk sang teman. Semoga Allah selalu memudahkan kita, aamiin ^^

Dian Mayasari said...

@ Sayangku: Subhanallah.. Tidak ada yang mudah jika Allah tidak memudahkannya. Aamin.. Semoga Allah selalu memudahkan segala urusan kita :)

Dian Mayasari said...

@Ayu cantik: Sipp.. InsyaAllah disampein salamnya, Yu :D Aamin.. Allah selalu memudahkan kita semua dengan segala urusan kita. (^_^)

Unknown said...

keren bingitt...suka baca tulisan2nya,truslah b'bagi dan menginspirasi ya dek!

Unknown said...

mbak tulisan ini saya kumpulkan dalam sedekah lewat cerita untuk jadi buku boleh ga??

Dian Mayasari said...

@yuk Rasmi: Maacih sudah mampir ke blog Dian, ayuk cantik :*

Dian Mayasari said...

@ Mas Andre Isyah: Silakan, Mas. Tolong disebutkan sumber tulisannya yah :)

Post a Comment