Karena
hidup adalah pembelajaran, kita belajar mengenal Allah yang selalu mencintai
kita. Kita belajar memahami bahwa Dia tak pernah meninggalkan kita sedetikpun.
Kita belajar memahami kasih dan nikmat-Nya yang tak akan mampu kita hitung. Kita belajar taat dan terus bersyukur meski kita tak lepas dari salah dan dosa.
Karena
hidup adalah pembelajaran, kita belajar menjadi kuat, meski kuat tak berarti
tak pernah menangis. Ada saat di mana kita jatuh, terhempas, terluka dan tak
mampu menahan air mata. Menangislah. It’s
OK to cry. Lalu, bangkit. Tidak ada
duka yang abadi. Teruslah maju hingga
kita menemukan cahaya. Bersabarlah. Hari berbadai akan berganti menjadi hari
yang cerah.
Karena
hidup adalah pembelajaran, kita belajar untuk optimis bahwa bersama kesulitan
ada kemudahan. Optimis bahwa kesulitan hanyalah penguji kesungguhan. Optimis
bahwa Allah tidak menguji kita melebihi kesanggupan kita. Optimis bahwa pertolongan Allah dekat.
Karena
hidup adalah pembelajaran, kita belajar bahwa Allah sebaik-baik penolong. Kita
belajar bahwa sepelik apapun masalah kita, Allah punya solusinya. Dan bukan tugas
kita memikirkan bagaimana Ia menolong kita. Tugas kita hanyalah menjalankan
perintah-Nya. Teruslah berdoa dan
berusaha dengan kemampuan terbaik.
Karena
hidup adalah pembelajaran, kita belajar bahwa hidup itu singkat sekali meski
tak pernah kita tahu seberapa singkat ia. Kita belajar untuk membuat hidup yang
singkat itu berarti dengan ketaatan terhadap-Nya dan kemanfaatan kita bagi sesama.
Karena
hidup adalah pembelajaran, kita belajar bahwa action sekecil apapun yang kita lakukan counts. Inaction perpetuates
oppression. Inaction causes harm.
Karena
hidup adalah pembelajaran, kita belajar untuk berbagi meski terkadang kita
merasa tak memiliki sesuatu yang layak untuk dibagikan. Kita belajar bahwa ada
banyak orang yang tak seberuntung kita dan sekecil apapun yang kita bagikan
sangat berarti bagi mereka.
Karena
hidup adalah pembelajaran, kita belajar bahwa banyak hal yang tak bisa
dinominalkan, di antaranya adalah ketulusan. Hutang sebanyak apapun insya Allah
bisa dibayar lunas. Tapi hutang budi takkan mampu kita membayarnya lunas hingga
kapanpun. Dan kita berhutang budi pada semua yang telah dengan tulus menemani
kita setiap detik dalam terang dan gelap.
Karena
hidup adalah pembelajaran, kita belajar tulus meski ketulusan kita terkadang
tak mampu dipahami orang lain. Tak apa. Bukankah Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu yang terucap dari lisan dan yang tersembunyi dalam hati kita?
Karena
hidup adalah pembelajaran, kita belajar bahwa sebanyak apapun yang kita
pelajari selalu ada lebih banyak lagi yang mesti dipelajari. Oleh karena itu,
kita harus, dengan penuh antusiasme, terus belajar dari apapun, siapapun,
kapanpun dan di manapun.
Brattleboro, 31 Mei
2014 - dengan penuh kesyukuran.
2 comments:
Mantapp.. Thanks, Dee.
Terima kasih sudah mampir, sayang. :) Ditunggu refleksi kelulusanmu.. Aamin.. :)
Post a Comment